Purworejo, RadarKebumen.com – Kasus dugaan korupsi dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di SMK 3 Purworejo terus bergulir dan menjadi perhatian publik. Sebelumnya, dilaporkan bahwa dana BOS senilai Rp840 juta yang tersimpan di Bank Jateng hilang dan diduga telah diambil oleh seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bertugas di sekolah tersebut. Hilangnya dana tersebut berdampak terhadap operasional sekolah, hingga para guru terpaksa mengumpulkan dana secara mandiri atau iuran guna menutupi kebutuhan sekolah.
Terkait kasus ini, kepala sekolah SMK 3 Purworejo telah dipanggil oleh pihak kepolisian sebanyak tiga kali untuk memberikan keterangan. Namun, ia mengaku tidak dapat memberikan banyak tanggapan mengenai kasus ini.
“Saya tidak bisa menanggapi apa pun terkait itu. Jujur, ini membuat saya merasa stres,” ujar kepala sekolah saat dikonfirmasi (13/03).
Meski demikian, kepala sekolah menegaskan bahwa dirinya tidak akan lepas tangan dalam permasalahan ini. Ia menyatakan kesiapannya untuk bertanggung jawab atas masalah tersebut.
“Saya bertanggung jawab dari masalah tersebut,” ucapnya
Lebih lanjut, kepala sekolah menjelaskan bahwa dalam pengelolaan dana sekolah, terdapat mekanisme yang mengatur penggunaan anggaran, termasuk dalam proses pelelangan proyek pekerjaan.
“Dana lelang pekerjaan itu saya tidak hafal jumlahnya secara pasti, tapi kalau di atas Rp100 juta itu pasti dilelang. Kalau nilainya kecil, biasanya dikerjakan sendiri-sendiri,” jelasnya.
Ia juga mengakui bahwa terdapat praktik penggunaan dana sekolah yang tidak sesuai dengan ketentuan. Menurutnya, terkadang ada anggaran yang tidak boleh digunakan untuk perbaikan sekolah, tetapi dipakai untuk perbaikan.
“Sebenarnya anggaran itu tidak boleh digunakan untuk memperbaiki sekolah, tapi kadang-kadang dana tersebut dipakai untuk memperbaiki lantai, plafon, dan listrik,” tambahnya.
Kondisi sekolah sendiri, menurutnya, sempat mengalami kekacauan akibat permasalahan ini, terutama pada awal tahun 2024. Namun, ia memastikan bahwa saat ini situasi di sekolah sudah kembali normal dan aktivitas pembelajaran berjalan seperti biasa.
“Kondisi sekolah yang bikin kacau itu awal 2024 kemarin, sekarang semuanya sudah normal,” ungkapnya.
Meskipun mengalami masalah, kepala sekolah berharap agar kejadian ini bisa menjadi pelajaran. Ia menekankan pentingnya perbaikan sistem administrasi dan pengelolaan keuangan sekolah agar lebih tertib, transparan, dan sesuai dengan regulasi yang berlaku.
“Mungkin sistem kemarin kurang berjalan dengan lancar, saya berharap ke depan sistem dapat berjalan sesuai aturan dan pengembangan sekolah bisa lebih baik lagi,” pungkasnya
Tim